Senin, 04 Mei 2009

MODEL KONSTRUK DAN VALIDITAS KONSTRUK*

Ahmad Rohani HM.

(Dosen FAI Unissula Semarang)

Model Konstruk

Pada awal tahun 1950-an the American Psychological Association (APA) Committee on Psychological Tests memperluas pengertian current validity (validitas ada sekarang) guna mengakomodasi interpretasi dalam penilaian klinis. Dua orang anggota subkomite, Paul Meehl dan Robert Challman, telah mengidentifikasi jenis-jenis bukti (fakta) yang dibutuhkan untuk menjustifikasi interpretasi psikologis peralatan konselor dan ahli klinis (Cronbach, 1989; 148). Mereka mengenalkan pengertian (pikiran) dan terminologi construct validity, yang dimuat dalam Technical Recommendations APA (1954), selanjutnya dibembangkan oleh Cronbach dan Meehl (1955).

Cronbach dan Meehl (1955) mengadopsi model teori hypothetico-deductive (HD) yang pada tahun 1950-an begitu dominan, sebagai kerangka rerja untuk analisis konstruk teoretik. Model HD (Suppe, 1977) merupkan teori yang berkenaan dengan tafsiran sistem aksiomatik. Sejumlah aksioma berhubungan secara implisit dalam susunan term-term terdefinisikan (konstruk teoretik) yang merupakan inti teori. Aksioma-aksioma ditafsirkan oleh hubungan beberapa term ubahan teramati melalui hukum-hukum atau prinsip-prinsip korespondensi. Model HD mensyaratkan tersedianya beberapa ubahan teramati.

Interpretasi pertama, bahwa aksioma dapat digunakan untuk mebuat prediksi mengenai hubungan antar ubahan teramati, dan hukum-hukum empirik dijelaskan oleh teori (Hempel, 1965). Jaringan kerja nomologik membatasi (mendefinisikan) teori yang terdiri dari sistem aksioma yang ditafsirkan plus semua hukum empirik yang diturunkan darinya. Teori divalidasi oleh hukum-hukum empirik terhadap data.

Term sederhana atau konstruk-konstruk dalam aksioma tidak secara eksplisit terdefinisikan oleh sesuatu jenis pengamatan. Agaknya mereka secara implisit terdefinisikan dengan peranannya di dalam teori, ini diperlukan dengan menggunakan beberapa pengamatan untuk mengestimasi nilai suatu konstruk, tetapi konstruk tidak didefinisikan oleh pengamatan ini. Validitas dari interpretasi skor yang dikemukakan dalam term-term konstruk dievaluasi dengan term-term teori, validitas teori, dan dari prosedur pengukuran yang digunakan untuk mengestimasi konstruk yang terdefinisikan oleh teori, keduanya diperlukan. Jika pengamatan tak konsisten dengan teori, beberapa bagian jaringan kerja harus ditolak, tetapi umumnya ia tak jelas apakah kesalahan terjadi dalam aksioma, hukum korespondensi, atau dalam bagian-bagaian prosedur pengukuran.

Menurut Technical Recommendation (APA, 1954) dan Cronbach & Meehl (1955), validitas konstruk dihadirkan sebagai alternatif terhadap model kriteria maupun model isi, dan dalam hal-hal tertentu terdapat kesamaan di antara mereka. Cronbach & Meehl (1955; 282) mengatakan bahwa validitas konstruk kapanpun dicakup dalam suatu tes yang diinterpretasikan sebagai suatu ukuran dari beberapa atribut atau kualitas, yang adalah tidak didefinisikan secara operasional, dan pada atribut mana tidak memiliki kriteria yang cukup (1955; 299). Technical Recommendation (APA, 1954) dan Cronbach & Meehl (1955), keduanya telah membicarakan validitas konstruk sebagai satu tambahan terhadap model kriteria dan model isi dan tidak ada maksud mengesampingkan.

Cronbach & Meehl (1955; 282) mengatakan bahwa penetapan konstruk psikologik karena untuk performansi tes diperlukan sekali pada hampir setiap tes. Bahkan jika tes yang awalnya divalidasi menggunakan evidensi kriteria atau isi, perkembangan tentang pemahaman yang lebih dalam mengenai konstruk atau proses laporan untuk performansi tes memerlukan satu pertimbangan validitas konstruk. Sehingga Cronbach & Meehl (1955) menganjurkan bahwa validitas konstruk adalah pervasive, tetapi ia tidak hadir sebagai satu kerangka kerja yang mengatur secara umum untuk validitas.

Pada tahun 1966, Sandards membedakan validitas konstruk dari pendekatan validitas lainnya khususnya validitas kriteria: Validitas konstruk lazimnya dipelajari ketika tester menghendaki untuk meningkatkan pemahamannya mengenai kualitas psikologik yang sedang diukur dengan tes. Validitas konstruk adalah relevan ketika tester menerima tanpa ukuran sebagaimana kriteria definitif (APA, AERA, dan NCME, 1966; 3). Sehingga 10 tahun sesudah Cronbach dan Meehl (1955), model konstruk masih dihadirkan sebagai satu alternatif terhadap model kriteria dan bukan untuk mengesampingkannya. Tidak ada saran atau anjuran bahwa model kriteria atau model isi supaya ditinggalkan atau dimasukkan di bawah validitas konstruk. Tampaknya validitas konstruk lebih memusatkan pada eksplanatori, interpretasi teoretik.

Standards (APA, AERA, dan NCME, 1974; 26) melanjutkan terus jejak atau jalur ini, mendaftar 4 jenis validitas yang dihubungkan dengan 4 jenis interpretasi inferensial yakni validitas prediktif dan validitas konkuren, validitas isi, dan validitas konstruk. Pada tahun 1974 Standards lewat treatment validitas konstruk, ia mengakhiri kerja Cronbach dan Meehl (1955) dengan menghubungkan validitas konstruk pada konstruk teoretik. Sebuah konstruk psikologik merupakan sebuah gagasan yang dikembangkan atau terkonstruk sebagai satu kerja yang diingatkan, imajinasi ilmiah; merupakan sebuah gagasan teoretik yang dikembangkan untuk menjelaskan dan mengatur beberapa aspek pengetahuan yang ada. Term-term seperti kecemasan, bakat klerikal, atau kesiapan baca, merupakan konstruk, tetapi konstruk adalah lebih banyak dari label; ia sebagai sebuah dimensi yang dipahami atau dituntut dari jaringan kerja yang saling berhubungan (APA, AERA, dan NCME, 1974; 29).

Dengan jelas Cronbach (1971; 462-463): membedakan beberapa pendekatan terhadap validasi, termasuk validasi konstruk: Rasional terhadap validasi konstruk (Cronbach dan Meehl, 1955) dihasilkan dari tes kepribadian. Untuk sebuah ukuran , misalnya kekuatan ego, adalah bukan satu-satunya hubungan kriteria terhadap presdiksi, bukan pula sebuah domain isi sampel. Agaknya terdapat sebuah teori yang membuat rancangan kasar sifat trait. Jika skor tes adalah perwujudan valid kekuatan ego, sehingga dipahami, hubungannya dengan ubahan-ubahan yang lain sesuai dengan harapan teoretik. Selanjutnya ia mengatakan: Sebuah deskripsi yang menunjuk pada proses internal person (kecemasan, insight) tanpa kecuali memerlukan validasi konstruk (1971; 451).

Antara awal tahun 1950-an sampai pertengahan 1970-an, dalam praktiknya telah berkembang penggunaan model-model yang berbeda semacam kotak peralatan, dengan tiap model yang digunakan sesuai kebutuhan dalam validati tes pendidikan dan psikologik. Model kriteria umumnya digunakan untuk memvalidasi keputusan seleksi dan penempatan. Model isi digunakan untuk menjustifikasi validitas aneka tes prestasi. Sedangkan validasi konstruk digunakan untuk theory-based, interpretasi eksplanatori. Pada banyak kasus, lebih dari satu model dapat ditekankan ke dalam pelayanan. Sebagai contoh, sebuah tes penempatan kursus mungkin ditafsirkan sebagai ukuran konstruk bakat, tetapi dengan berat mempercayakan pada bukti validitas yang berhubungan dengan kriteria, dengan kriteria meliputi sebuah tes prestasi, yang mana ia termasuk dalam bakat, dijustifikasi dengan bukti yang berhubungan dengan isi. Pendekatan kotak peralatan untuk validasi tertanam dalam sistem melalui Equal Employment Opportunity Commision Guidelines (1979) yang dikembangkan dengan beberapa agen federal untuk implementasi penyusunan undang-undang hak-hak sipil.

Pengembangan Validitas Konstruk Tahun 1955-989

Setidaknya ada 3 aspek model berdasarkan konstruk yang secara gradual muncul sebagai prinsip umum validasi, aplikabel pada semua interpretasi yang diajukan:

Pertama, Cronbach dan Meehl (1955) telah menjelaskan bahwa validasi interpretasi dalam term-term konstruk teoretik mencakup satu upaya yang panjang, termasuk pengembangan sebuah teori, pengembangan prosedur pengukuran untuk merefleksikan (secara langsung atau tak langsung) beberapa konstruk teori, pengembangan hipotesis spesifik berdasarkan pada teori, dan uji hipotesis melalui observasi. Pada model kriteria, karakteristik prosedur pengukuran dievaluasi dalam term-term pendapat pakar mengenai bagaimana ubahan teramati harus diukur. Dalam model validitas konstruk evaluasi validitas biasanya memerlukan suatu analisis yang luas (panjang). Hasilnya, pengembangan model validitas konstruk menitikberatkan ketidak-cukupan kebanyakan usaha validasi berdasarkan satu (sering meragukan) koefisien validitas yang sederhana pada pendapat pakar (Cronbach, 1971).

Kedua, dengan memusatkan pada peranan teori yang kompleks secara potensial dalam membatasi atribut. Cronbach dan Meehl (1955; 300) meningkatkan kesadaran yang dibutuhkan untuk interpretasi khusus sebelum mengevaluasi validitasnya. Mereka mengatakan, pembatasan jaringan kerja konstruk, dan derivasi mengarah pada observasi yang terprediksikan, harus eksplisit secara rasional, dengan demikian bukti validasi mungkin diinterpretasikan dengan tepat. Ubahan minat adalah tidak keluar untuk diestimasi; ubahan minat harus dibatsi atau dieksplisitkan. Dalam model criteria, relatif mudah mengembangkan bukti validitas berdasarkan atas a preexisting criterion (misalnya, korelasi tes-kriteria) tanpa menguji rasional untuk kriteria dengan hati-hati. Kenyataan ini dapat dibantah bahwa kerja validasi berdasarkan kriteria yang paling baik jika kriteria dapat diterima pada nilai tampak muka (face value). Untuk memperluas kriteria memerlukan ujian akhir, yang membuktikan ia cenderung ambigu. Kebalikannya pengembangan bukti validitas yang berhubungan dengan konstruk memerlukan interpretasi (jaringan kerja) yang dispesifikasi dalam beberapa bagian. Penekanan perubahan dari validasi tes (seperti ukuran ubahan yang ada) untuk pengembangan dan validasi interpretasi yang diajukan. Ia bukan tes atau skor tes yang divalidasi, tetapi sebuah interpetasi skor yang diusulkan.

Ketiga, fokus validitas konstruk pada uji teori membimbing pada tumbuhnya kesadaran atas kebutuhan terhadap tantangan interpretasi yang diajukan dan pentingnya pertimbangan interpretasi pengganti. Cronbach dan Meehl (1955) tak banyak memperhatikan secara langsung terhadap evaluasi interpretasi pengganti, tetapi dugaan ini implisit dalam fokusnya pada teori dan uji teori, dan ia secara penuh eskplisit dalam subsekuen kerja validitas konstruk (Cronbach, 1971, 1980a, b; Embretson, 1983; Messick, 1989), yang mana memberi sedikit perhatian pada evaluasi interpretasi bersaing. Evaluasi interpretasi bersaing tidak menjadi issue yang besar untuk model kriteria dan model isi.

Model validitas konstruk telah mengembangkan 3 prinsip metodologi (kebutuhan untuk analisis yang luas dalam validasi, kebutuhan untuk pernyataan eksplisit interpretasi yang diajukan, dan kebutuhan untuk mempertimbangkan interpretasi pengganti) dalam konteks validasi konstruk teoterik (APA, 1954; Cronbach dan Meehl, 1955). Sesudah tahun 1955, 3 prinsip itu secara gradual diperluas ke semua upaya validasi secara serius, dan hasilnya, transcended the theory-dependent context dalam mana mereka diperkenalkan. Hasil jaringan memperluas program metodologi sebelumnya oleh Cronbach dan Meehl (1955) ke dalam metodologi umum untuk validasi.

Validitas Konstruk Sebagai Basis Bagi Validitas Yang Menyatu

Akhir tahun 1970-an, pandangan sebelumnya diartikulasikan oleh Loevinger (1957; 636) bahwa yang sejak validitas prediktif, validitas konkuren, dan validitas isi semuanya secar esensial bersifat sementara, validitas konstruk adalah keseluruhan validitas dari sudut pandang ilmiah, menjadi diterima secara luas. Model validitas konstruk dipandang bukan sebagai satu jenis bukti validitas melainkan sebagai pendekatan umum terhadap validitas yang mencakup semua cakupan metode yang luas yang berhubungan dengan uji teori (Messick, 1975, 1980; Tenopyr, 1977; Guion, 1977; Embretson, 1983; Anastasi, 1986).

Messick (1988; 35) mengatakan: Jadi dari perspektif validitas sebagai konsep yang menyatu, semua pengukuran pendidikan dan psikologi harus construct-referenced sebab interpretasi konstruk undergird semua inferensi berdasarkan skor – tak hanya berhubungan dengan interpretive meaningfulness tetapi juga the content-and rcriterion related inferences khusus untuk keputusan terapan dan aksi berdasarkan pada skor tes.

Sebagaimana telah dimengerti, sumber-sumber konsepsi validitas konstruk yang lebih luas ini sebagai sebuah kerangka kerja umum untuk validitas yang sudah dikembangkan oleh Cronbach dan Meehl (1955). Loeninger (1957) telah memperluas konsepsi eksplisit. Ia secara gradual mendukung dari tahun 1960-an sampai 1970-an, dan Messick mengadopsinya sebagai sebuah kerangka kerja umum untuk validitas (Messick, 1975, 1988, dan 1989).

Penekanan validitas konstruk sebagai kerangka kerja yang menyatu untuk validitas secara khusus bermanfaat untuk menekankan peran pervasive dari asumsi-asumsi dalam interpretasi kita. Sebagaimana penjelasan Cronbach (1988; 13): Pertanyaan validitas konstruk berkaitan dengan the moment of a finding yang terletak dalam kata-kata. Mengambil validitas konstruk sebagai prinsip menyatu bagi validitas, meletakkan validitas secara meningkat di dalam tradisi ilmiah yang panjang menyangkut interpretasi yang diajukan (teori) dengan jelas dan pada pokoknya terhadap tantangan konseptual dan empirik.

Bagaimanapun juga, manfaat validitas konstruk sebagai kerangka kerja untuk model validasi yang menyatu juga mempunyai beberapa kekurangan. Model HD teori (Suppe, 1977) yang diadopsi dari Cronbach dan Meehl (1955) utamanya berkenaan dengan kerja berdasarkan model HD yang mencakup rekonstruksi logika teori yang ada sebagai sistem aksioma yang ditafsirkan. Para pendukung model ini secara eksplisit membedakan antara psikologi discovery dan logika justifikasi, dan memusatkan perhatian mereka pada logika justifikasi. Menurut Feigl (1970), rekonstruksi rasional teori adalah operasi peninjauan hal-hal yang sudah terjadi artifisial yang tinggi yang sedikit melakukan kerja ilmuwan kreatif (p. 13), dan sedikit banyak debatable melakukan dengan kerja guru, pembuat kebijakan, dan membuat kebijakan lainnya dari hari ke hari berdasarkan pada skor tes.

Pengertian dasar batasan konstruk secara implisit dengan peranannya dalam jaringan kerja nomologik mengasumsikan bahwa jaringan kerja didasarkan pada seperangkat aksioma yang berhubungan dengan ketat. Riset pendidikan dan ilmu-ilmu sosial umumnya hanya mempunyai sedikit jaringan kerja. Cronbach dan Meehl (1955; 293-294) mengenalkan batasan ini: Gambaran yang digagas adalah satu set postulat yang teratur yang secara bersamaan memerlukan teorema yang diinginkan; beberapa teorema dikoordinasikan dengan dasar pengamatan, sistem yang membentuk definisi implisit dari teori yang sederhana dan memberinya makna empirik secara langsung. Dalam praktiknya, bahkan kebanyakan ilmu-ilmu fisika lebih maju hanya pendekatan ideal ini … Kerja psikologi dengan mentah, rumusannya setengah eksplisit.

Konflik Antara Program yang Kuat dan Program yang Lemah tentang Validitas Konstruk

Suatu kesulitan dalam menerapkan validitas konstruk ke wilayah tertentu, karena hanya ada sedikit teori yang kokoh (misalnya kebanyakan ilmu-ilmu sosial) sungguh mengarah ambigu dalam makna validitas konstruk. Secara khusus Cronbach (1988; 12-13) membedakan antara program yang kuat dan program yang lemah tentang validitas konstruk: Program yang lemah adalah sheet exploratory empiricism; sesuatu hubungan skor tes dengan ubahan lain. Program yang kuat, telah dibahas tahun 1955 (Cronbach dan Meehl) dan dibahas lagi tahun 1982, oleh Meehl dan Golden. Program yang kuat tak mungkin tanpa teori yang kuat, tetapi itu ideal. Program yang lemah dengan cukup terbuka bahwa sedikit bukti yang berhubungan dengan skor tes yang relevan dengan validitas.

Perbedaan antara program yang lemah dan program yang kuat dapat membingungkan. Ia mudah menyimpulkan, menggunakan program yang lemah, yang semua bukti validitas adalah bukti yang berhubungan dengan konstruk, dan karena itu semua interpretasi divalidasi menggunakan validitas konstruk. Program yang lemah tentu saja sesuatu tarikan di bawah satu payung yang menyatu. Kenyataannya, tarikannya juga banyak. Ketiadaan garis pedoman yang eksplisit untuk mengidentifikasi sebagian besar bukti yang relevan, program yang lemah secara esensial memberikan tanpa bimbingan terhadap validator. Pada pihak lain, ia tak begitu jelas bahwa program yang kuat perlu mencakup semua jenis usaha validasi. Sebagaimana dimengerti di atas, pada 2 dekade bentuk validitas konstruk yang kuat was reserved for theory-based, interpretasi eksplanatori (Cronbach dan Meehl, 1955; Cronbach, 1971; APA, 1966, 1974), yang berbeda dengan deskriptif interpretasi berdasarkan performansi.

Dalam peninjauan kembali, perkembangan 2 versi validitas konstruk yang bersaing mungkin tak dapat dielakkan. Formulasi yang pertama validitas konstruk memusatkan pada konstruk teoretik yang terdefinisikan secara implisit dalam term-term teori-teori formal. Formulasi yang bagus, elegant, tetapi jarang dikembangkan teori-teori formal dalam pendidikan dan ilmu-ilmu sosial, program yang kuat dari validitas konstruk yang umumnya tidak aplikabel dalam sesuatu seperti bentuk aslinya. Beberapa kemajuan telah terjadi dalam perkembangan metode untuk mengimplementasikan model yang kuat (Campbell dan Fiske, 1959; Cronbach, 1971; Embretson, 1983; Messick, 1989), tetapi kehadiran model validitas konstruk selanjutnya relatif abstrak. Sehingga definisi validitas konstruk telah lepas untuk membuatnya lebih aplikabel, sementara label validitas konstruk berhubungan kuat dengan teori formal tetap bertahan. Sebagai hasilnya, program yang lemah validitas konstruk mengambil pada banyak keabstrakan dari program yang kuat tanpa dukungan teori formal untuk memberinya gigi (menguatkannya), menghasilkan sheer exploratory empiricism (Cronbach, 1988; 12).

Adopsi implisit dari program yang lemah tidak mempunyai pengaruh yang positif pada riset validasi. Program yang kuat telah di-outline oleh Cronbach dan Meehl (1955) yang mempunyai perhatian lebih terbatas tetapi kuat. Yang adalah merencanakan asumsi teoretik dan konklusi, selanjutnya subjek ini menantang secara empirik. Pendekatan yang teradopsi dalam program yang kuat secara esensial adalah uji teori dalam ilmu. Kesulitannya adalah pendekatan ini mempunyai manfaat terbatas pada ketiadaan teori yang berkembang baik untuk tes.



* Tulisan ini mendaarkan pada sumber utama, tepatnya berupa saduran dari Construct Validity in Psychological Meaurement Proceeding of a colloquium on theory and application in education and employment yang diterbitkan oleh Princenton, New Jersey, Oktober 1979.

Tidak ada komentar: