Khutbah Jum’ah Mei 2009
LUQMAN: SANG BUDAK BERKULIT HITAM DAN BERBIBIR TEBAL
==========================================
Jama’ah Jum’aah Rahimakumullah
Marilah kita bersama-sama meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah semata, agar kehidupan kita dapat selalu memperoleh ketenagan serta dapat mencapai kesejahteraan hidup di dunia hingga di akhirat kelak. Iman dan tqwa itulah yang menjadi penyelamat hidup kita.
Jama’ah Jum’aah Rahimakumullah
Pada kesempatan khutbah Jum’ah kali ini, khatib akan mengedepankan materi khutbah dengan judul LUQMAN: SANG BUDAK BERKULIT HITAM DAN BERBIBIR TEBAL.
Dijelaskan dalam kitab”ATHFAALUL MUSLIMIN KAIFA RABBAHUMUN NABIYYUL AMIIN, bahwa Luqman adalah seorang lelaki dari Habsyah, kulitnya hitam, bibirnya tebal, dan kedua telapak kakinya lebar. Dan, Luqman adalah seorang budak yang tugasnya sebagai penggembala kambing, dan tukang kayu. Ia anak laki-laki dari saudara perempuan Nabi Ayub yang kawin dengan anak laki-laki adik perempuan ibunya.
Sekalipun seorang budak berkulit hitam pekat, hatinya putih bersinar penuh kelembutan, dan kehormatannya melebihi tuan majikannya. Dibalik bibir tebalnya, setiap ucapannya mengandung mutiara hikmah yang penuh kelembutan dan penuh kasih sayang, baik terhadap anaknya maupun terhadap umatnya. Adalah benar ungkapan yang mengatakan:
“lihatlah apa yang diucapkan, jangan melihat siapa yang mengucapkan”
Allah memberikan kelebihan yang luar biasa dibalik sosok fisik Luqman. Karena, Luqman dikaruniai oleh Allah yang berupa hikmah. Sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Luqman (31); 12:
)s9ur $oY÷s?#uä z`»yJø)ä9 spyJõ3Ïtø:$# … ÇÊËÈ
”Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman”
Jama’ah Jum’aah Rahimakumullah
Hikmah yang diberikan Allah kepada Luqman antara lain adalah berupa ilmu, agama, ucapan dan kata-katanya yang benar dan bijak. Ia banyak memberi fatwa kepada masyarakatnya sebelum diutusnya Dawud AS. Luqman pun sempat menjumpai masa kehidupan Nabi Dawud AS. Ketika Dawud AS telah diangkat Allah menjadi Rasul, Luqman pun berhenti dalam memberi fatwa kepada umatnya. Sehingga ketika umatnya rindu atas fatwa-fatwanya dengan bertanya, mengapa engkau sudah tidak lagi memberi fatwa kepada kami? Luqman pun menjawab dengan penuh bijak: Tidakkah lebih baik bagiku berhenti memberi fatwa bila telah ada yang menanganinya, yaitu Dawud AS?
Imam Mujahid menceritakan, suatu ketika Luqman duduk di suatu majelis sedang berceramah kepada orang banyak, lalu datanglah seorang lelaki menemuinya sembari bertanya: Bukankah engkau tadinya seorang penggembala kambing di tempat anu dan anu. Luqman pun menjawab: Benar!. Lelaki itu pun bertanya lagi, apakah yang mengantarkanmu sampai pada kedudukan yang terhormat seperti yang kulihat sekarang ini? Luqman menjawab: Benar dalam berbicara dan diam terhadap hal-hal yang bukan menjadi urusanku.
Dalam suatu riwayat diceritakan: suatu ketika ada seorang lelaki memandangi Luqman, maka Luqman pun berkata kepadanya: jika engkau lihat aku mempunyai sepasang bibir yang tebal lagi kasar, maka sesungguhnya di antara keduanya keluar kata-kata yang lembut; dan jika engkau melihat rupaku hitam, maka sesungguhnya kalbuku putih.
Jama’ah Jum’aah Rahimakumullah
Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa Khalid Ar Rabi’i menceritakan: Luqman yang budak itu, pada suatu hari disuruh oleh tuannya: sembelihkan untukku kambing ini. Maka Luqman pun menyembelihnya, lalu tuannya bertaka: keluarkanlah dari dalamnya dua gumpal darah yang terbaik, lalu Luqman pun mengeluarkan lidah dan jantung (hati) kambing yang disembelihnya. Kemudian, Luqman diperintah tuannya pula untuk menyembelih kambing lagi, perintah itupun dilaksanakan Luqman lagi. Lalu, tuannya berkata: keluarkan dari dalamnya dua gumpal darah yang paling kotor, maka Luqman pun mengeluarkan lidah dan jantung (hati) kambing itu. Kerana itu, tuannya berkata keheranan kepada Luqman: Aku perintahkan engkau untuk mengeluarkan dua gumpal darah yang terbaik dari dalamnya, maka engkau mengeluarakan keduanya, dan aku perintahkan pula kamu untuk mengeluarkan dua gumpal darah yang terburuk darai dalamnya, tetapi ternyata engkau mengeluarkan keduanya pula, bagaimana? Luqman pun menjawab: Sesungguhnya tiada suatu bagian pun yang lebih baik dari keduanya apabila keduanya baik, dan tiada yang lebih buruk dari keduanya jika keduanya buruk.
Jama’ah Jum’aah Rahimakumullah
Kepribadian Luqman yang agung pertanda bahwa ia adalah kekasih Allah. Sebagai bukti, Allah mengabadikan namanya beserta nasihat-nasihat atau fatwa-fatwanya yang penuh hikmah, mengandung nilai-nilai edukatif, esensial dan mendasar, dan tentu saja dijamin kebenarannya, seperti yang tertuang dalam al Qur’an surat Luqman (31) ayat 12-19.
Intisari dari nasihat Luqman dalam al Qur’an surat Luqman (31) ayat 12-19 adalah, berupa nasihat bagi anaknya, bagi umatnya, dan tentu juga untuk kita umat Islam, yaitu agar selalu:
1. syukur ni’mat
2. bertauhid dan tidak menyekutukan Allah
3. berbakti kepada kedua orang tua
4. selalu berbuat baik meski sebesar biji sawi
5. menegakkan shalat
6. melakukan amar ma’ruf
7. mencegah kemunkaran
8. bersikap sabar atas musibah yang menimpa
9. jangan bersikap sombong terhadap sesama
10. jangan berjalan dengan cara yang angkuh dan sombong
11. hendaknya menyederhanakan dalam berjalan
12. melunakkan suara
Di antara nasihat-nasihat Luqman di atas, khatib hanya akan menukilkan dan menekankan satu saja dari nasihat Luqman yang paling mendasar yakni mengenai perbuatan syirik. Dalam ayat 13 dari Q.S. Luqman berbunyi sbb:
øÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏèt ¢Óo_ç6»t w õ8Îô³è@ «!$$Î/ ( cÎ) x8÷Åe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOÏàtã ÇÊÌÈ
”Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Dalam kitab TAFSIRUL QUR’ANIL ADZIM juz 4, Ibnu Katsir menjelaskan ayat di atas sebagai berikut: bahwa Luqman berpesan kepada putranya sebagai orang yang peling disayanginya dan paling berhak mendapat pemberian paling utama dari pengetahuannya. Oleh karena itulah Luqman dalam wasiat pertamanya berpesan agar anaknya menyembah Allah semata, tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu pun seraya memperingatkan kepadanya:
cÎ) x8÷Åe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOÏàtã ÇÊÌÈ
”Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."
Syirik adalah dosa yang paling besar. Terkait dengan hal ini, Abdullah bin Mas’ud menceritakan, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Kitab Ahaditsil Anbiya’ 3110). Bahwa ketika turun ayat
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä óOs9ur (#þqÝ¡Î6ù=t OßguZ»yJÎ) AOù=ÝàÎ/ ... ÇÑËÈ
”Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik)”
Pada saat itu, kata Abdullah bin Mas’ud, kami berkata; Wahai Rasulullah, siapakah di antara kami yang tidak berbuat dzalim terhadap dirinya sendiri? Maka, Rasulullah saw. pun menyangkal melalui sabdanya:
”Pengertiannya tidaklah seperti yang kalian katakan, bahwa mereka tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman, yang dimaksud kedzaliman ialah kemusyrikan. Tidakkah kalian pernah mendengar ucapan Luqman kepada anaknya yang disitir oleh firmanNya (Allah): Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar”
Jama’ah Jum’aah Rahimakumullah
Jadi, syirik adalah perbuatan dzalim, karena mencampuradukkan iman dengan kedzaliman. Dzalim terhadap diri sendiri sekaligus dzalim terhadap Allah Yang Maha Esa. Karena itu, marilah kita berusaha menjauhi sejauh-jauhnya segala ucapan, tindakan dan sikap yang mengarah kepada kemusyrikan, dengan semata-mata men-tauhid-kan Allah semata. Sebab itu, ketika kita ingat bahwa kita pernah atau bahkan sering berbuat kemusyrikan, disengaja atau tidak, dengan cara apapun yang dapat mengotori ke-tauhid-an kita, seharusnya kita segera mengingat Allah, dan segera bertobat yaitu menyesali, tidak mengulangi, serta menggantikannya dengan sesuatu tindakan yang menuju pada keimanan dan ketauhidan yang benar. Caranya adalah dengan terus-menerus meletakkan ranah kesadaran kita untuk terus belajar mengenai syari’at Islam yang benar, serta melakukan sesuatu amal shaleh yang dipastikan dapat mempertebal keimanan dan ke-tauhid-an kita.
Syukur ni’mat, menegakkan shalat secara benar, berbakti kepada kedua orang tua, selalu berbuat baik meski sebesar sekecil biji sawi, melakukan amar ma’ruf, mencegah kemunkaran, bersikap sabar atas musibah yang menimpa, jangan bersikap sombong terhadap sesama, jangan berjalan dengan cara yang angkuh dan sombong, menyederhanakan dalam berjalan, dan melunakkan suara, adalah serangkaian amal shaleh yang dapat memperkokoh keimanan dan ke-tauhid-an kita, sebagaimana yang diwasiatkan Luqman kepada anak tersayangnya, juga kepada kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar